Gyushua ABO AU Omake: NC-17, Mpreg, Before Heat, Soft Slight Smut, Lots of Kissing, Fluff, Married Couple Problem, Tattoo by Official Hige Dandism
(“Nggak kok. Cuma, pas kamu pulang nanti, aku mau ngomong.”)
Joshua memang berkata seperti itu, namun nyatanya, sekarang mereka saling berciuman penuh gairah, bukannya bicara seperti permintaan awalnya.
Apakah salah, bila suaminya muncul di ambang pintu rumah mereka, nampak begitu tampan dan gagah dalam setelan formalnya? Apakah salah, kalau rencana itu langsung terlempar keluar jendela, digantikan oleh gamitan kedua tangan di belakang leher sang Alpha, juga kedua bibir yang saling menempel lekat?
Sekarang, setelah Mingyu resmi diangkat menjadi duta besar negara asal Joshua, sebagai perantara kerja sama antara kerajaan Kwon Soonyoung dan kerajaan Choi Seungcheol, suaminya itu hampir setiap hari menghabiskan waktu di istana. Meski Joshua tidak merasa kekurangan kasih sayang dari Mingyu, tetapi tetap saja ada kalanya sang Omega merindukan Alphanya.
Seperti saat ini.
Tuan Park, mencium feromon yang lebih kuat dari biasanya menguar dari sang Omega sejam sebelum jadwal kepulangan tuannya dari istana, meminta ijin untuk mengosongkan kediaman megah tersebut. Ketika Joshua menelengkan kepala, bertanya-tanya apa gerangan penyebabnya, Tuan Park hanya menjawab,
“Saya rasa Anda akan membutuhkan privasi malam ini bersama Tuan Kim, Tuan.”
Joshua, dengan pipi memerah tiba-tiba saat ia sadar apa maksud Tuan Park, lantas menyetujui, meminta dengan kikuk agar para pelayan kembali di awal minggu depan. Dalam jeda setengah jam saja, rumah besar itu pun kosong melompong. Selama akhir pekan, Joshua dan Mingyu akan memiliki rumah itu berdua saja…
…Yang memungkinkan sang Omega untuk menyambut Alphanya dengan ciuman tak berkesudahan. Hanya butuh satu tarikan napas dalam untuk sang Alpha menyadari kejanggalan dalam sambutan Joshua malam ini.
“Sayang, masa estrusmu…”
Dengan lengan-lengannya yang kuat, Mingyu mengangkat Omeganya ke dalam gendongan. Kedua kaki Joshua langsung patuh melingkari pinggang suaminya, sementara ciuman mereka semakin dalam dan panas. Joshua mengerang saat Mingyu menarik bibir bawahnya dengan geligi, lalu gigitannya beralih ke sisi leher, perlahan menuruni rahang bawah dan, saat Mingyu menancapkan taringnya perlahan di bekas gigitan permanen Joshua—tanda keterikatannya pada Alphanya seumur hidup—erangannya semakin kencang.
“G-Gyu—oh—”
Joshua merasakan keras di belakangnya. Entah sejak kapan mereka telah masuk ke kamar tidur mereka dan Mingyu telah mendudukkannya di kasur, dengan punggungnya menekan kepala ranjang. Sang Alpha kemudian berlutut di hadapan Omeganya. Meski begitu, ia tetap tinggi menjulang, membuat Joshua harus mendongakkan kepala agar bibirnya bisa menyentuh bibir Mingyu.
Bibir mereka bergesekan. Napas mereka panas terhadap satu sama lain. Peluh mulai menuruni kulit masing-masing. Dada keduanya bergerak naik-turun, berusaha mengisi oksigen yang sempat menipis karena ciuman. Bibir Omeganya basah dan mekar dengan indah akibat ciuman liat Mingyu, membuat Alpha di dalam tubuhnya membusungkan dada dengan bangga. Feromon mereka berdua lepas bebas, memenuhi sarang yang telah mereka bangun bersama selama lima tahun lamanya.
Mingyu meneguk ludah berkali-kali sebelum suaranya yang serak bergema, rendah bagai bisikan di telinga, membuat bulu kuduk di belakang leher Joshua berdiri, “…Kukira estrusmu masih minggu depan, Sayang…”
“Mm…,” memang seharusnya begitu. Hitungan Joshua dan Mingyu sudah sama. “Mungkin karena suamiku pulang, keliatan ganteng and fuckable tonight?”
Kedua mata Joshua pun berkilau jahil. Sang Alpha menggeram sebagai reaksi pertamanya. Omega di dalam tubuh Joshua pun mengibaskan ekor kesenangan. Ia senang sekali mengobarkan gairah Alpha kekasihnya.
“…Aku belum mandi.”
“Yeah rite, kayak kita belom pernah lakuin sebelom mandi aja,” sang Omega mendengus. Lidahnya ia keluarkan untuk menjilat bibir Mingyu, membuat geraman tertahan sang Alpha semakin kencang. Tangannya menemukan kejantanan suaminya yang sudah setengah ereksi di balik celana. Belaiannya begitu lembut. “Mau kamu.” Ujung lidah bertemu ujung lidah. Benang liur tipis merentang di antaranya ketika jarak tipis tercipta. “Perlu kamu, Gyu…”
“Pilmu.”
Joshua menciumi lagi Mingyu. Namun, sang Alpha mendorong bahu Joshua dan melepas paksa bibir mereka.
“Joshua. Sayang. Pilmu. Minumlah dulu.”
Saat Mingyu menunduk, jantungnya berdebar makin kencang. Oh Tuhan…betapa indah Omega di bawahnya itu. Dengan pandangan mendamba, kulit merona, dan bibir membuka, Joshua sanggup membuatnya mencapai puncak hanya dengan sekali pandang saja.
Bayangkan betapa terkejutnya Kim Mingyu ketika Joshua bergeming, lalu menggeleng perlahan.
“Joshua—”
“Gyu, aku siap.”
Entah bagaimana Kim Mingyu harus menjelaskan perasaannya saat ini, saat Joshua menyebutkan kalimat yang dinantinya dalam diam selama lima tahun. Sang Omega terkekeh melihat mimik lucu suaminya, kemudian ditangkupnya pipi Mingyu dengan kedua tangan.
“Aku mau punya anak sama kamu…,” bisiknya lembut. Ciuman, sekali lagi, di bibir kekasihnya. Manis, kali ini. “Aku mau nyuruh kamu jam satu pagi cariin aku tomat dicampur cokelat. Aku mau kamu mijitin pinggang dan kakiku karena perutku jadi besar dan berat. Aku mau kamu pegangin tangan aku saat aku ngelahirinnya dan aku mau…
…aku mau liat kamu melok bayi kita begitu dia lahir ke dunia ini…”
Tuhan.
Oh Tuhan—
Rasanya ia ingin menangis saat itu juga. Dada Mingyu terlalu membuncah oleh perasaan untuk bisa mengutarakan rasa terima kasih dan cintanya, maka sang Alpha beralih melumat bibir suaminya lagi. Biarlah. Biarlah Joshua mengetahui isi hatinya, memahami semua rasa syukur, kasih sayangnya, melalui ciuman itu.
“Aku akan menjagamu. Oh Tuhan, aku akan selalu menjagamu dan anak kita—” janjinya. Pintanya. Cintanya pada Omeganya satu-satunya. “Joshua. Sayangku. Kekasihku.”
Dan Joshua Hong tersenyum bahagia. Ia percaya pada suaminya. Mingyu tidak pernah melanggar ucapannya sendiri.
Alpha besar yang baik hati.
Alphanya.
“Aku mencintaimu, Gyu,” bisik sang Omega ke bibir sang Alpha. Ditariknya tubuh besar itu mendekat, sementara kedua kakinya membuka perlahan. Lidahnya menjilat bibir bawahnya yang ranum. “Sekarang, cintai aku, Alpha.”
Geraman Mingyu pun memulai masa estrus mereka yang panjang dan panas tersebut.
kangen gyushua. akhirnya ada asupan gyushua….bagus bgt huhuhuhuhu
thank you for reading <3
I finally read this. Always well written. Thank youu so much for this💚
you’re welcome and thanks for reading <3
Entah re-read yg keberapa kali tetep jadi yg fav🫶🏻 narasi au ter 🤍
thank you for reading *u*