Minwon ABO AU Omake: Mpreg, Light Angst, Bila Kuingat by Lingua
Wonwoo membuka mata dan menemukan sisi Mingyu kosong di kasurnya. Sang Omega menghela napas panjang. Gelap malam berlimpah sinar bulan menyorot dari celah tirai, mewarnai rambut legamnya yang teracak indah di atas bantal putih.
Chat terakhirnya dengan Mingyu penuh dengan permintaan maaf sang Alpha yang harus pergi untuk business trip ke London. Sesuatu mengenai pembukaan cabang perusahaan yang baru atau sejenis itu. Seokmin sebagai sekretaris pun menemani bosnya. Wonwoo, kecewa, dengan gamblang menunjukkan kekesalannya itu. Bukan rahasia lagi bagaimana sang Omega ingin menginjak dedaunan kering di sepanjang jalan menuju Baker Street, lalu minum teh jam tiga sore dengan cemilan scone hangat berlulur krim segar. Namun, keadaan tubuhnya yang tengah hamil tak memungkinkannya.
Empat bulan menuju lima. Perutnya yang biasa rata entah bagaimana membuncit suatu malam. Ia masih ingat bagaimana Mingyu mengusapinya dengan kekaguman nyata menguar dari pandangannya. Ia masih ingat bagaimana Mingyu kemudian menghujaninya dengan ciuman lembut, sekujur badan, berterima kasih dengan cara paling manis.
Dan, ketika Wonwoo menangkup wajah Alpha-nya, senyuman tulus bertaring disunggingkan padanya, membuat sang Omega ikut tersenyum.
Ingatan itu membuatnya mengerang mengenaskan. Mingyu. Ia rindu Mingyu. Malam ini malam kedua ia tidur tanpa mate-nya yang besar dan hangat. Malam kedua ia begitu tersiksa. Apalagi, Omega dalam keadaan hamil amat, sangat rapuh. Sangat putus asa.
Sendirian.
Ditinggal sendirian begini dan dalam keadaan yang sama, memori-memori buruk deras mengalir, tak sanggup dibendung paksa dalam kepalanya. Wonwoo memeluk dirinya sendiri.
Ingatan akan Jun yang meninggalkannya seorang diri, dengan janin lemah dalam rahimnya…
Ia bergidik. Bulu kuduknya berdiri.
Tidak, bantahnya dalam batin. Kepala menggeleng kuat. Mingyu akan kembali padanya. Dia sudah berjanji, penuh ciuman dan penyesalan, ketika ia diseret paksa Seokmin agar tidak ketinggalan pesawat. Mingyu sudah berjanji padanya.
Mingyu tidak akan pernah meninggalkannya…
Ping!
Kerjapan mata, ketika ia tersadar dari lamunan. Diangkatnya handphone di tangan.
Sayang, aku kangen. Di sana malem ya? Kamu udah tidur? Maaf ya, maafin aku ninggalin kamu dan bayi kita. Urusanku aku kelarin hari ini. Besok aku pulang ke kalian berdua.
Refleks, Wonwoo tertawa pelan. Ia bisa membayangkan wajah Mingyu yang resah, memikirkan dirinya dan bayi mereka. Alpha-nya memang seperti itu. Pencemas. Apalagi jika menyangkut dirinya. Suara ketukan jari di layar ketika ia membalas:
Iya, saya tunggu.
Alpha saya…
Bila kuingat janji manismu,
kutunggu sampai malam meninggalkanku.